Saat ini dalam perjalanan kereta api jogja-bandung. Setiap orang menikmati perjalanannya dengan berbagai cara, entah tidur, ngobrol, makan, baca buku, atau sekedar bengong kayak aku. Ingat beberapa hari yang lalu dalam perjalanan Temanggung-Malang nemenin salah seorang teman baikku si Lala yang mau ketemu tunangannya.
Sudah setengah tahun sejak mereka terakhir kali bertemu, dan sejak itu juga tunangannya gak bisa dihubungi dan gak menghubungi. Sebagai sesama cewek, aku tau banget gimana perasaan Lala. Sehari gak dihubungin pacar aja dah uring-uringan, apalagi ini setengah tahun? Kalau anak ayam, mungkin usia setengah tahun dia udah minta kawin. Karena gak tega dia kesana sendiri, akhirnya aku temani. Kalo dia kenapa-kenapa gimana coba, siapa yang ngelindungin? (padahal badannya kontetan aku)
Sudah setengah tahun sejak mereka terakhir kali bertemu, dan sejak itu juga tunangannya gak bisa dihubungi dan gak menghubungi. Sebagai sesama cewek, aku tau banget gimana perasaan Lala. Sehari gak dihubungin pacar aja dah uring-uringan, apalagi ini setengah tahun? Kalau anak ayam, mungkin usia setengah tahun dia udah minta kawin. Karena gak tega dia kesana sendiri, akhirnya aku temani. Kalo dia kenapa-kenapa gimana coba, siapa yang ngelindungin? (padahal badannya kontetan aku)
gambar dari sini
Yaudah aku tunggu dia, gak mungkin juga berangkat ke Malang sendirian, terus ketemu tunangannya Lala dan minta pertanggungjawabannya (lahhh). Setelah announcer manggil "penumpang atas nama Lala" sebanyak 5 kali, baru dia nongol sambil senyum-senyum tanpa dosa (pura-pura gak kenal). Gak tau apa pak sopirnya dah naik turun kumisnya. Dan ternyata penumpang dari pool pertama ini cuma kita berdua. Nyawa kita terancam gara-gara si Lala yang harusnya dah duduk manis di bus malah sibuk di rumah mau nyiapin makanan buat bekal di jalan.
Busnya berangkat dengan riang gembira, gak ding. Busnya jadi ngebut membabi buta. Si Lala juga gak jadi bawa makanan, akhirnya kami kelaparan di bus. Sampe jam 9 malam pun si busnya belom berhenti buat makan. Asam lambung naik, untungnya bawa sirup obat maag. Tapi masalahnya aku gak bawa sendok takar. Bodo amat aku minum dari botolnya, soal takaran pake ilmu kirologi (kiro-kiro). Belom pernah juga denger orang mati gara-gara overdosis obat maag. Alhamdulillah masih hidup sampe hari ini.
Jam 11 malam busnya berhenti di rumah makan. Kami turun bus dengan hidung yang kembang kempis mencium bau ayam goreng. Pokoknya harus dapet ayam dobel. Tapi di atas piring ayam goreng tertulislah sebuah kalimat yang menyakitkan, "ambil satu saja". Selesai makan, kami naik bus dan bisa tidur dengan gembira.
Baru jalan setengah jam, bus berhenti. Kayaknya ada masalah sama busnya, salah satu kru lagi ngutak atik bus. Semoga bisa diperbaiki segera, sambil menunggu kita tidur lagi.
Jam 4 terbangun karena orang-orang pada ribut. Ternyata busnya belom jalan. Katanya lampu utama mati, makanya nunggu hari mulai terang. Wuaa masih lama dong, penumpang mulai protes. Atas desakan semua penumpang, akhirnya bus dijalankan pelan-pelan pake lampu bahaya. Bus tiba di tempat tujuan meleset 5 jam dari jadwal yang menyebabkan pantat jadi sekeras batu bata karena duduk selama 15 jam.
Sampai di Malang, kami numpang istirahat dan bersih-bersih di rumah salah seorang teman Lala, namanya Mbak Yaya. Setelah mandi, si Lala menelpon teman tunangannya minta sampein ke tunangannya buat dateng ke rumah Mbak Yaya. Tunangannya pun datang dan ngobrol di ruang tamu. Aku di kamar sesekali bisa dengar obrolan mereka. Baru basa basi, kayaknya harus membesarkan kuping biar denger semua percakapan mereka. Sambil baca buku, aku dengerin obrolan mereka (aku memang multitasking). Pembicaraan semakin tidak terdengar, dan hilang. Dua jam kemudian aku bangun dengan buku menutupi muka. Ternyata niat mau nguping gagal total. Si Lala pergi keluar sama tunangannya, mungkin gak enak sama Mbak Yaya.
Pulang-pulang si Lala matanya sembab, sedih. Sesuatu yang buruk telah terjadi. Lala bilang mereka sepakat mengakhiri pertunangan mereka. Yah, apa daya kalo emang bukan jodoh. Udah tunangan pun bisa pisah juga. Hidup memang begitu kawan, sekarang nikmatilah ketidaknikmatanmu demi menikmati kenikmatan yang lebih nikmat di masa depan.

Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
ReplyDeleteDan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya