Di daerah pedesaan seperti tempatku, jarang
orang yang bisa kuliah. Maklumlah sebagian besar penduduknya adalah petani yang
penghasilannya gak tetap dan pas-pasan. Yang banyak, pada lulus SMP, SMA terus
kerja 1-2 tahun seadanya lalu nikah deh. Nikah sebelum punya ‘modal’ yang cukup
akhirnya muter lagi nasibnya.
Gambar dari sini
Orang yang bisa nguliahin anaknya tentu
berharap anaknya bisa dapat penghidupan yang lebih baik dari mereka, bukan cuma
jadi petani. Yang paling diharapkan? Ya jadi PNS. Kenapa? PNS itu gajinya naik
terus, dapat pensiun, kerjanya enak lagi. Siapa yang gak mau coba? Itu juga
harapan hampir semua orang tua. PNS adalah level tertinggi bagi seorang
sarjana. Seorang sarjana dianggap sukses kalo udah jadi PNS. Pegawai swasta
sekelas manager gimana? Pegawai swasta itu seperti gak dianggap, tetep aja
disejajarin sama buruh pabrik sama-sama pegawai swasta. Perusahaan multinasional
juga swasta keleus. Lagian orang terkaya di Indonesia juga bukan PNS, PNS yang
jadi orang terkaya pasti udah dicurigain KPK. Pernah pas pulang ditanyain
tetangga,
Tetangga: “mbak kerja dimana sekarang?”
Aku: “di konsultan bu”
Tetangga: “udah PNS?”
Aku: “itu swasta bu”
Tetangga: “oalah, cuma pegawai swasta toh?”
*sambil melirik meremehkan
-____-
Sebenernya jadi PNS emang paling ideal sih
buat perempuan. Ada jenjang karir dan kerjanya juga enak, terjadwal tiap hari. Jadi
udah pasti jam segini masuk dan jam segini pulang, walaupun ada kalanya
dituntut bekerja lebih lama, tapi kan jarang-jarang. Makanya kalo cewek bisa
mengurus keluarga lebih intensif kalo kerja jadi PNS (kita gak ngomongin ibu
rumah tangga).
Jadi pegawai swasta itu capek, tapi apa
yang kita dapat sebanding dengan apa yang kita lakukan. Gak ada
korupsi-korupsian waktu. Kerjanya bukan time
oriented, but target oriented makanya pegawai swasta pasti lebih kreatif
dan berpikir cepat. Selain itu, yang kita kerjain adalah apa yang kita geluti
selama ini. Beda dengan PNS, berdasarkan yang aku tau gak sedikit PNS yang
kerjanya gak nyambung sama bidangnya. Misalnya lulusan arsitektur tapi jadi ngurusin
surat-menyurat gara-gara untung-untungan ditempatin dimana sesuai kebijakan
kepegawaian. Ada juga sih lulusan arsitektur yang kerja jadi pegawai bank, tapi
itu kan kemauan dia sendiri bukan bank yang “maksa” dia. Kita juga bisa
mengatur waktu kita sendiri, yang penting kerjaan selesai tepat waktu. Lagian penghasilan
juga bisa kita tentukan sendiri, maksudnya kalau kita mau penghasilan lebih
banyak, ya kerja lebih keras dan kerja lebih banyak. Buat pegawai swasta, gak
bakal ada iri-irian. Yang kerjanya lebih banyak ya pasti penghasilan lebih
banyak. Kalo temen kita penghasilannya lebih banyak, ya tinggal ngaca kerja
kita gimana dibandingin dia. Jadi bisa buat introspeksi diri.
Tulisan ini cuma curahan hati karena kesel
disebut sarjana gagal karena gak jadi PNS. Bukan maksud merendahkan profesi
PNS, kalian hebat udah bisa mengalahkan ribuan pelamar lain ngalah-ngalahin pas
masuk perguruan tinggi favorit. Cuma mau ngasih tau kalo kerjaan yang
representatif tu gak cuma jadi PNS, tapi ya gimana pasti mereka gak bakalan
ngakses internet, apalagi baca tulisan ini. Terus piye? Yowes sing penting aku
wes lego daripada aku kualat debat sama orang-orang yang lebih tua. Maap ye.

Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
ReplyDeleteDan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya